Sabtu, 02 Februari 2013

INGINKU


'KEPING CERITA BAWAKAN CINTA'


Judul                       : INGINKU
Penulis                    : Sienta Sasika
Penerbit                  : Bukune
Tebal                       : vii + 251 halaman ; 13x19 cm
Cetakan                  : 2012
ISBN                        : 602-220-007-6
Harga buku             : Rp38.000,-

Rindu ini masih saja untukmu
meski waktu telah lama berlalu.
Kisah kita seakan jadi mantra dalam sehari-hari
yang terkadang terasa memilukan hati.

Dan jauh di sudut hati,
aku masih menanti,
tak bisa kumungkiri.

Namun, harapan hanya bagai tetes air
di atas embun, selalu terjatuh.
Jangan bawakan lagi aku cinta,
tak ada sisa harapan yang bsa kutawarkan kepadamu,
bahkan hingga ujung hari terakhirku...

Dan kau, mengapa masih saja berdiri disisiku?
Benarkah esok masih ada sinar matahari
yang mampu menghangatkan cinta kita?


Kisah cinta yang menyentuh, dan tentu saja romantis antara dua tokoh utamanya yaitu Radhit dan Lea. Setelah tidak lama bertemu, akhirnya Radhit dan Lea bertemu kembali.

“Semuanya masih tampak sama. Aku, kamu dan cinta.”

Lea yang dulunya menjalin cinta dengan Radhit sewaktu SMA, akibat 'sesuatu' pergi meninggalkan Radhit.

Latar belakang Lea sebagai anak yatim piatu -akibat kecelakaan orang tuanya- dan dijodohkan dengan Reno. Reno kasar, sebab itu permasalahan muncul antara Reno dan Lea. Setelah itu ia divonis menderita kanker serviks. Berbagai macam masalah menimpa Lea.

Sosok Radhit yang begitu 'wah' sungguh membuat iri pembaca, rasanya ingin sekali seperti Lea. Begitu setia pada Lea sampai menunggu 5 tahun lamanya.

Kisah ini berakhir manis. Radhit melamar Lea untuk menjadi pendampingnya. 

Dua jempol untuk novel kelima karya Sienta Sasika ini. Sebuah perjuangan cinta sejati yang dikemas apik. Pesan jika terkena kanker serviks, atau penyakit lainnya janganlah kita mudah menyerah buat sembuh. Pasti ada jalan. Tuhan memberi masalah pada umatNya, pasti juga menyediakan jalan keluar. Yakinlah.

Apakah kamu penggemar novel-novel romantis? Jika jawabannya ‘iya’ maka segera miliki INGINKU untuk menambah koleksi bacaan kamu.

Puisi BAB 17, halaman 145 yang paling aku suka <//3

Hei kamu!
Kamu yang selalu menjelma di ruang hati.
Menerobos, mendesak, lalu memaksa masuk.
Aku tak pernah membencimu.
Bahkan, aku tak pernah melarangmu singgah.
Atau mengusirmu pergi jauh.
Aku selalu berusaha percaya padamu.
Dan membiarkanmu ikut melangkah bersamaku.
Kuberi nama harapan! Ya, kamulah harapan!
Bukankah kamu datang untuk menghilangkan ragu?
Menghapus luka? Dan menunjukkan seberkas sinar?
Lalu, ke mana kamu sekarang?!
Ternyata, kamu tak lebih dari seorang penipu!
Ya, harapan adalah seorang penipu dan pencuri kebahagiaan.
Kamu datang dengan senyum dan seikat bunga.
Menaburkan benih di hatiku, lalu kembali dengan duka.
Bukankah kamu adalah seorang pendusta?
Seseorang yang picik dan tak bertanggung jawab!
Hei kamu! Yang kusebut sebagai harapan.
Kamu hanya impian kosong.
Indah, tapi aku sakit.
Jangan pernah kau datangi lagi ruang hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar